Minggu, 22 Januari 2017

PEMBELAJARAN LINGKUNGAN DARI KELAS KE ALAM TERBUKA
(sebuah pendekatan dan strategi praktis)
Jufri Nur, Guru SMAN 1 Pammana


          Pembelajaran Lingkungan di SMA memakai pendekatan Integratif, yaitu pendekatan yang didasarkan pada suatu pemikiran bahwa suatu mata pelajaran dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain yang dianggap relevan. Munculnya konsep integrasi ini karena kurikulum sekolah sudah sangat sarat dengan mata pelajaran, sehingga tidak mungkin lagi menambah mata pelajaran baru, yakni Pendidikan Lingkungan Hidup.
          Berbagai bidang studi atau mata pelajaran pada tingkat SD, SLTP, dan SLTA menjadi tempat integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), seperti mata pelajaran IPA, IPS, Olahraga, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Agama. Tentu saja tidak semua pokok bahasan yang ada pada mata pelajaran tersebut dapat menyerap materi PLH, tetapi terbatas  pada  pokok bahasan PLH yang mempunyai hubungan erat dengan pokok bahasan mata pelajaran bersangkutan. Oleh karena itu banyak sedikitnya materi PLH terintegrasi pada mata pelajaran yang ada  tergantung pada ada tidaknya hubungan pokok bahasan mata pelajaran tersebut  dengan pokok bahasan PLH.
          Pendekatan integratif yang diterapkan dalam pembelajaran lingkungan di SMA memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah: 1). Tidak perlu menambah tenaga pengajar. 2). Makin banyak tenaga pengajar yang terlibat. 3). Integrasi dipandang lebih nalar atau logis, juga lebih efisisen, hemat, dan lebih efektif.
Sedangkan kelemahannya antara lain adalah: 1). Perlu panataran bagi  guru yang mengajarkan pelajaran induk sebagai tempat persemaian integrasi. 2). Mengubah silabus dan alokasi jam pelajaran yang telah ada. 3). Timbulnya kesulitan teknis edukatif dalam mengintegrasikan mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang menjadi tempat persemaian integrasi.    4). Kemungkinan tenggelamnya mata pelajaran yang diintegrasikan itu ke dalam mata  pelajaran induk, atau sebaliknya.
              Disamping kelemahan pembelajaran Pendidikan Lingkungan dengan pendekatan integratif sebagaimana telah diuraikan di atas, kelemahan yang lain adalah munculnya kesan bahwa pembelajaran ilmu lingkungan selama ini terfokus kepada perolehan aspek kognitif (pengetahuan) semata. Aspek afektif dan aspek psikomotor nampaknya kurang mendapat perhatian, sehingga tidak mengherankan kalau perilaku-perilaku peserta didik yang kurang bersahabat dengan alam bisa kita temui di sekolah-sekolah. Kegiatan coret-mencoret dinding sekolah, meja dan kursi, membuang sampah sembarangan, merokok di sekolah, menoreh pohon-pohon tanaman di sekolah, mencabut tanaman taman sekolah seenaknya adalah tingkah laku dan perbuatan  yang banyak kita jumpai pada siswa-siswa saat ini.
              Demikian pula bahwa pembelajaran Pendidikan Lingkungan selama ini berlangsung di dalam ruang kelas, sehingga konsep lingkungan di terima oleh siswa semuanya berasal dari informasi guru atau dari hasil bacaan saja. Tidak ada pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup atau dari fakta lapangan di luar kelas. Tidak ada proses yang melibatkan siswa secara aktif berinteraksi dengan kondisi lingkungan yang sesungghunya, sehingga proses internalisasi nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungan juga kurang.
              Menyikapi persoalan di lapangan, supaya Pendidikan Lingkungan dapat diintegrasikan   secara wajar dan lancar, maka sistem pembelajaran ilmu lingkungan perlu ditinjau   kembali, dirampingkan, dipertajam, dan disempurnakan. Terutama yang berkaitan dengan teknik-teknik penyampaiannya kepada peserta didik agar dapat diterima dengan baik dan mudah, sehingga tujuan pembelajaran lingkungan dapat tercapai sesuai dengan yang kita harapkan atau tepat sasaran.
               Adapun kegiatan pembelajaran yang berlangsung di luar kelas yang pernah dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Konsep Mengenai Keseimbangan Lingkungan
              Proses transformasi pengetahuan tentang keseimbangan lingkungan akan lebih bermakna dan mantap diterima oleh peserta didik, jika proses pembelajaran berlangsung di luar kelas. Peserta didik dapat di bawa ke alam terbuka pada kondisi nyata lingkungan yang dapat di lihat, di rasakan, dan diamatinya sendiri. Peserta didik “didekatkan” dengan keadaan lapangan yang sesungguhnya.
              Keseimbangan lingkungan adalah suatu kondisi ekosistem yang berada dalam keadaan stabil. Artinya semua komponen yang terlibat dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan normal, ditandai dengan adanya fluktuasi atau grafik naik-turun jumlah populasi pendukung ekosistem dengan teratur.
              Keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh dua faktor utama, yakni 1). Faktor alam, misalnya banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan angin topan. 2). Faktor perilaku manusia, misalnya penggundulan hutan, pembakaran hutan, penangkapan ikan dengan menggunakan bom, racun, dan pukat harimau.
              Dari dua faktor penyebab gangguan keseimbangan tersebut di atas, maka faktor perbuatan dan tindakan  manusialah yang paling menonjol, dan faktor perilaku ini pulalah yang dapat dikendalikan melalui proses pendidikan.

         
"Nilai esensial yang  diharapkan dimiliki peserta didik adalah bahwa kerusakan alam berawal dari ulah dan perbuatan manusia, baik karena keserakahannya maupun karena ketidaktahuannya".

     Bentuk pembelajaran yang paling efektif adalah membawa peserta didik ke alam terbuka, ke alam nyata. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara:
a. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mengadakan observasi di pasar.
     Pada kunjungan tersebut, peserta didik dibekali Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi tugas-tugas dengan fokus permasalahan kepada:
-  Mengamati tempat pembuangan sampah dan perilaku para penjual dalam membuang    sampah.
-  Mengamati kebersihan alat dan bahan yang digunakan oleh penjual makanan dan    minuman.
- Mengamati sistem saluran pembungan air (drainase) pasar dan masyarakat di    sekitarnya.
- Mencari hubungan antara perilaku manusia membuang sampah di pasar dengan    kemungkinan terjadinya banjir, bau busuk, dan pencemaran.
              Hasil pengamatan peserta didik ditindaklanjuti dengan diskusi di ruang kelas untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan.
b. Menugaskan siswa melakukan observasi di daerah aliran sungai (DAS)
              Secara kebetulan di kota tempat penulis mengajar terdapat sebuah danau terbesar di Sulawesi Selatan, yakni danau Tempe yang sangat terkenal dengan produksi ikannya. Disamping terkenal dengan produksi ikan, danau Tempe juga terkenal dengan “luapan banjirnya” pada setiap musim hujan tiba. Banjir terbesar sepanjang sejarah danau Tempe terjadi pada bulan Mei 2002 dengan korban jiwa dan materi dalam jumlah milyaran rupiah.
              Peristiwa banjir adalah salah satu fenomena alam yang dapat dijadikan media pembelajaran lingkungan yang efektif. Guru  dapat memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengadakan observasi pada daerah aliran sungai (DAS) yang bermuara ke danau dengan perhatian utama:
-  Mengamati perilaku sehari-hari masyarakat nelayan yang bermukim di daerah aliran sungai.
-  Mengamati perilaku petani di sekitar danau Tempe dan mencari hubungan antara perilaku tersebut dengan timbulnya pencemaran serta pendangkalan danau.
-  Menganalisis dan mencoba mencari hubungan antara perilaku masyarakat dengan timbulnya gangguan keseimbangan alam di sungai dan di danau.
-   Mengamati dan mencatat akibat yang ditimbulkan oleh banjir.
-   Merumuskan langkah-langkah yang dapat di tempuh untuk mencegah terjadinya
     banjir.
              Dari keterlibatan  siswa pada kegiatan tersebut diharapkan adanya suatu pengalaman pribadi mengenai lingkungan yang bersemi dalam jiwanya secara wajar dan alami. Pengalaman pribadi tersebut akan lahir dalam bentuk kesadaran tentang lingkungan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Diharapkan pula siswa mampu bersosialisasi dan merasakan penderitaan sesama manusia, sehingga menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi dirinya.
              Pembelajaran lingkungan dengan membawa peserta didik ke alam terbuka seperti ke pasar atau ke DAS, akan memberikan nilai pendidikan yang sangat tinggi terutama yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotor yang selama ini kurang mendapat perhatian oleh guru. Sikap jujur, terbuka, empati, patriot, suka menolong akan tumbuh dengan baik dalam diri peserta didik. Demikian pula perilaku sportif, kemampuan melakukan identifikasi masalah, membuat laporan,  praktikum, diskusi, dan  kemampuan bersosialisasi akan tertanam dalam diri peserta didik secara alami. Tentu saja akan sangat berbeda jika perolehan tersebut dilakukan di dalam ruang kelas.
2. Konsep Etika Lingkungan
              Seperti halnya dengan materi Saling Ketergantungan, maka konsep Etika Lingkungan akan lebih mantap dan efektif jika dilakukan di luar kelas. Pembelajaran etika lingkungan dapat di kemas dalam bentuk Pembelajaran Rekreatif. yaitu salah satu bentuk alternatif pembelajaran  yang santai sifatnya. Melalui kegiatan wisata sambil belajar akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman langsung di lapangan. Pengalaman tersebut diperoleh melalui kegiatan yang dilakukan sendiri secara sadar dan sukarela, sehingga dapat memperkaya nilai kepribadiannya. Pengetahuan lingkungan yang diperoleh peserta didik bukan sekedar teori yang sifatnya abstrak, tetapi dari suatu fakta pengalaman empiris.     
              Pembelajaran rekreatif dapat dilaksanakan dengan membawa peserta didik ke suatu tempat rekreasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran lingkungan yang ingin di capai. Misalnya ke pulau atau ke pantai (Wisata Bahari).
               Peserta didik di bagi dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberikan LKS yang memuat inti sari pembelajaran, misalnya:
-   Kemampuan mengidenfikasi masalah-masalah lingkungan yang ditemukan di pulau tujuan.
-  Mengamati dan mempelajari perilaku  masyarakat yang bermukim di sekitar pulau.
-  Mengamati keadaan laut sepanjang perjalanan, misalnya adanya sampah-sampah domestik yang terapung di permukaan laut.
-   Mencatat biota-biota laut yang diperjualbelikan sebagai suvenir kepada pengunjung.
-  Membuat laporan hubungan timbal balik antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan perilaku pelestarian alam.
              Inti dari materi Etika Lingkungan adalah bahwa manusia bukan sumber segala nilai, manusia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan. Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah saling tergantung,  manusia bukan penakluk alam melainkan alam dan manusia saling melengkapi. Harus ada sopan santun dan kebijaksanaan moral dari manusia dalam memperlakukan alam.
              Semakin kokoh hubungan antara manusia dengan alam raya, maka akan semakin dalam pengenalan terhadapnya, sehingga semakin banyak yang dapat diperolehnya melalui alam itu. Jika terjadi harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam, maka Tuhan akan merestui dengan berbagai macam rahmat yang diturunkan ke bumi untuk seluruh makhluk-Nya. Dalam surah Al-Jin ayat 16 ditegaskan  “Dan bahwasanya, jika mereka tetap berjalan lurus di jalan itu (petunjuk-petunjuk Ilahi) niscaya pasti Kami akan memberi mereka air segar (rezeki yang melimpah).  

 
"Nilai esensial yang diharapkan dimiliki oleh siswa adalah tumbuhnya kesadaran-normatif,  yakni kesadaran untuk menaati kaidah hukum yang berkaitan dengan sikap dan tindakan yang penuh santun terhadap lingkungan".   


MENUMBUHKEMBANGKAN SIKAP DAN PERILAKU POSITIF SISWA
TERHADAP LINGKUNGAN
 Jufri Nur, Guru SMA Negeri 1 Pammana
===================================================================

                   Kekhawatiran terhadap permasalahan lingkungan karena terjadinya berbagai kerusakan lingkungan, seperti menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan, terjadinya pencemaran, dan pemanasan global. Lebih menyedihkan lagi dengan suatu realita sosial pada rendahnya tingkat pendidikan, tingginya kemiskinan dan pengangguran.
          Kerusakan lingkungan hidup  erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan, sikap, perilaku, sosial dan budaya masyarakat. Dalam hubungan ini,  pendidikan memegang peranan yang sangat besar. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan secara sistematis dan terarah. Kemudian dengan pengetahuan yang  dimiliki tersebut diharapkan dapat melahirkan kesadaran dan sikap yang lebih baik, yang  pada akhirnya akan membuahkan perilaku positif yang selaras dengan alam.
          Kebodohan dan keserakahan manusia bisa mengakibatkan lingkungan hidup menjadi ancaman bagi kehidupannya. Sedangkan kearifan bisa mengakibatkan lingkungan hidup lebih lestari dan serasi. Kebodohan dan keserakahan menunjukkan tingkat akal dan akhlak yang masih rendah, sedangkan kearifan mencerminkan perpaduan akal dan akhlak yang tinggi, pengalaman hidup yang luas (Sandy, 1996). Akal memungkinkan kita untuk mengatakan apa yang bisa dan apa yang tidak bisa kita lakukan, sedangkan akhlak menuntun  kita kepada apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita perbuat. Kearifan menunjukkan kepada kita apa yang patut dan apa yang tidak patut kita perbuat.
          Kasus-kasus terganggu dan rusaknya lingkungan hidup yang makin lama makin meningkat baik dari segi kualitas dan kuantitas, misalnya pembakaran hutan, pencemaran sungai, penebangan liar, banjir, musnahnya beberapa  spesies tumbuhan atau hewan.  Semuanya ini terjadi akibat pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia, yang tidak mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
          Kerusakan lingkungan akibat ulah dan perbuatan manusia umumnya disebabkan oleh:
1). Ketidaktahuannya, misalnya memanfaatkan sungai sebagai kakus.
2). Desakan kebutuhan hidup, misalnya penebangan kayu terus menerus karena dibutuhkan dalam pembakaran gamping atau batu-bata yang telah menjadi pekerjaan dan penghasilan keluarga.
3). Kurangnya pengetahuan tentang keseimbangan komponen dalam ekosistem, misalnya penggunaan potas, bom, atau racun untuk mencari ikan.
4). Rendahnya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, misalnya industri yang membuang limbahnya terus-menerus tanpa mempertimbangkan akibatnya terhadap lingkungan.
5). Kurang memasyarakatnya ketentuan hukum tentang lingkungan hidup serta kurang tegasnya penerapan sanksi hukum bagi pelanggar (Suranto, dkk. 1993)
          Sebagai tenaga pendidik pada tataran persekolahan formal, kenyataan rendahnya kepedulian masyarakat (termasuk siswa) terhadap lingkungan tentu mengundang keprihatinan yang dalam. Sebab guru memegang peranan yang sangat besar, dan bertanggung jawab dalam proses pembentukan karakter anak bangsa. Oleh karena itu, guru senantiasa dituntut berkreasi untuk mengoptimalkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan.
          Tujuan umum Pendidikan Lingkungan Hidup adalah untuk membina peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab  tentang pengaruh timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupannya (Hammado Tantu, 1990).
          Untuk mencapai tujuan tersebut tidak cukup dengan melakukan pembelajaran secara konvensional, yakni pembelajaran yang hanya menitikberatkan kepada pemberian informasi berupa pengetahuan yang mengacu kepada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh peserta didik dapat diimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga  peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan kondisi nyata lingkungan. Peserta didik harus didekatkan dengan keadaan nyata lingkungan yang dapat dirasakan, dilihat dan diamatinya sendiri, sehingga  proses internalisasi berlangsung secara wajar dalam dirinya tanpa merasa dipaksa. Aspek afektif dan psikomotor harus mendapat prioritas utama dalam proses  pembelajaran lingkungan, sebab sesungguhnya masalah lingkungan  adalah masalah sikap dan perilaku manusia.


Jumat, 20 Januari 2017

Ulasan Singkat Adiwiyata
Apa itu Adiwiyata ? Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif.

Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma – norma dalam berperikehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Sebagai salah satu penghuni planet bumi ini, kita berkewajiban menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Mengikuti pesan KH. Abdulah Gymnasiar yaitu dimulai dari diri sendiri, dimulai dari hal yang terkecil, dan dimulai saat ini juga.

Empat aspek yang harus menjadi perhatian sekolah untuk dikelola dengan cermat dan benar apabila mengembangkan Program Adiwiyata yakni ; Kebijakan, Kurikulum, Kegiatan, dan Sarana Prasarana. Sehingga secara terencana Pengelolaan aspek-aspek tersebut harus diarahkan pada indikator yang telah ditetapkan dalam program Adiwiyata.

1)                  Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,

2)                  Kurikulum Berbasis.. Lingkungan,

3)                  Kegiatan Berbasis Parisipatif dan

4)                  Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan.

1. Pengembangan Kebijakan Sekolah.

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. Pengembangan Kebijakan Sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan tersebut antara lain ;

a.    Visi dan Misi Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan.

b.    Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup.

c.     Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Pendidikan maupun tenaga Kependidikan dibidang Pendidikan Lingkungan Hidup.

d.   Kebijakan Sekolah dalam hal penghematan Sumber Daya Alam

e.    Kebijakan Sekolah yang mendukung terciptanya Lingkungan Sekolah yang Bersih dan Sehat.

f.     Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup.

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dapat dilakukan melalui kurikulum belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum berbasisi lingkungan hidup mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dapat dicapai dengan melakukan hal-hal berikut ini :

a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,

b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar,

c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya,

d.   Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Parsitipatif

Untuk mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh warga sekolah dalam pengembangan kegiatan berbasis partisipatif antara lain :

1.      Menciptakan kegiatan ekstrakurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah,

2.      Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar,

3.      Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

4. Pengelolaan dan atau pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

Dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sarana prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan dan pengembangan sarana tersebut antara lain :

1.      Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup,

2.      Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah,

3.      Penghematan sumberdaya alam (listrik, air dan ATK),

4.      Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat,

5.      Pengembangan sistem pengelolaan sampah..

            Ada beberapa penghargaan dalam program Adiwiyata. Penghargaan Adiwiyata terbagi dalam 3 kategori yaitu Sekolah Adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Calon Adiwiyata. Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah-sekolah yang mampu mempertahankan program-program lingkungan hidup mereka selama tiga tahun berturut-turut. Meski demikian pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagaimana disebutkan diatas, penghargaan adiwiyata tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas dua kategori, yaitu :

·         Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasildalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.

·         Calon sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan lingkungan hidup.

            Capaian akhir program adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasisi lingkungan dan kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.



Source : 
http://fabulouschool.tumblr.com/post/22128857278/model-pengelolaan-sekolah-berwawasan-lingkungan-menuju


Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Pembangunan Berkelanjutan, Pemanfaatan Lingkungan Hidup


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan yang penting yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
·         Menjamin pemerataan dan keadilan.
·         Menghargai keanekaragaman hayati.
·         Menggunakan pendekatan integratif.
·         Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
·         Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
·         Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
·         Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
·         Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
·         Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
·         Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1.      Menanggulangi kasus pencemaran.
2.      Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
3.      Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
4.      Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah.Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1.      Pelestarian Tanah
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah.Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

2.      Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara.Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1.       Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2.      Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

Pelestarian Hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan.Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
·         Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
·         Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
·         Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
·         Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
·         Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
3.      Pelestarian Flora Dan Fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu,  kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
·         Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
·         Melarang kegiatan perburuan liar.
·         Menggalakkan kegiatan penghijauan.
4.      Pelestarian Laut Dan Pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
·Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
·Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
·Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
·Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

Ada Beberapa Kerusakan Hutan akibat aktifitas Manusia
Kerusakan hutan.
Secara rinci hutan berfungsi sebagai berikut :
·         Produksi hasil hutan seperti kayu dan rotan.
·         Mengatur keberadaan air dimuka bumi.
·         Mengatur kesuburan tanah.
·         Mengatur unsure-unsur klimatologis seperti : hujan suhu, panas matahari, angina, dan kelembaban.
·         Penampung fauna dan flora bumi.

Bentuk kerusakan hutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia :
·         Pencemaran sumber daya hutan secara berlebihan.
·         Pengalihfungsian hutan menjadi lahan pertanian pemukiman atau kegiatan penambangan.
Akibat yang ditimbulkan karena kerusakan hutan antara lain :
·         Punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
·         Terjadinya perubahan iklim.
·         Terjadinya kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.
·         Terjadi lahan kritis.

Pencemaran Limbah Padat

Limbah padat biasanya kita kenal dengan sampah. Akibat yang ditimbulkan :
·         Sebagai tempat hidup dan berkembang biak binatang pembawa penyakit.
·         Mengandung bibit penyakit.
·         Mengandung bahan kimia beracun yang membahayakan kesehatan.
·         Dapat menyumbat aliran air.
·         Menyebarkan bau yang tidak enak.
·         Dapat menyebabkan rusaknya jembatan dan pipa air karena korosif.
Lingkungan hidup yang serasi dan seimbang merupakan unsur penentu suatu bangsa.Suatu Negara wajib menjaga dan melestarikan lingkungan hidup untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kepentingan bersama. Beberapa contoh pemanfaatan lingkungan hidup diantaranya :
-Air digunakan untuk keperluan minum, memasak dan lainnya.
-Lingkungan digunakan untuk industri seperti industri air minum, industri pupuk organic, dan industri minyak bumi.

Pemanfaatan Lingkungan Hidup yang Mencerminkan Pembangunan Berkelanjutan.

Pemanfaatan yang berdasarkan prinsip ekoefisiensi.Prinsip ini merupakan penerapan suatu manajemen yang memadukan efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan.Ekoefisien merupakan penggunaan barang secara tepat dan berguna untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

         Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup, kerusakan yang terjadi khususnya dibumi merupakan akibat gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari ulah manusia itu sendiri.Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah dan juga warga Negara harus lebih digalakkan agar tidak semakin parah akibat yang ditimbulkannya.

         Jadi, ada baiknya mulai dari sekarang ini kita memperhatikan tempat kita bernaung selama kita hidup di dunia ini yaitu Bumi. Panjang pendeknya umur bumi ini tergantung pada kita sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT untuk merawat, menjaga, dan tidak merusak lingkungan dan alam sekitarnya

 DAFTAR PUSTAKA

Bahan Kursus Kependudukan dan Lingkungan Hidup Tingkat Nasional, 14-19.Desember 1992. Surabaya.
Reksodiprodjo, Sukamto, Pradono , Ekologi Sumber Daya Alam dan Energi, 1968,
BPFE, Yogyakarta.
Suparmoko. M., Ekologi Sumber Daya Alam dan Lingkungan., 1994, BPFE,
 Yogyakarta.
Rahardjo Dawam, Perekonomian Indonesia.
Warta Kependudukan dan Lingkungan Hidup 1992, No.24 , Proyek Pengembangan
Informasi dan Kependudukan Kantor Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup.